Sabtu, 16 November 2013

Jawaban Fungsi Produksi COBB Douglass

Nama               :           Bara Ilham Bakti Perkasa
NPM               :           21212368
Kelas               :           2EB02
Tanggal           :           15 November 2013
Tugas               :           Teori Ekonomi 1 “Hasil Soal Fungsi Produksi COBB Douglass”

Fungsi Produksi COBB Douglass
Diketahui :
Persamaan                                           : Q = 4 K1/2 L1/4
Harga Input K ( Modal )                      : $ 8
Harga Input L ( Tenaga Kerja )            : $ 1
C / I                                                    : $ 48

Ditanya dan Dijawab :

A. Input K dan L agar biaya terendah :
I  =      MPk / Pk      =  MPl / Pl              
MPk    =    4 . 1/2 K-1/2 L1/4 = 2 K-1/2 L1/4
MPl     =     ¼. 4  K1/2 L-3/4  = K1/2 L-3/4
2 K-1/2 L1/4  / 8  = K1/2 L-3/4 / 1
2 K-1/2  / 8 K1/2 = L-3/4  / L1/4
K-1 / 4  = L-1
1/ 4K   = 1 / L
L = 4K
Pk K + Pl L = C
8K + 1 (4K) = 48
12K = 48
K = 4 ( Modal )
L = 4 ( 4 ) = 16 ( Tenaga Kerja )

B. Jumlah Output yang dihasilkan pada kondisi least cost combination :
MRTSLK = Q ‘ = ½ K-1/2 L-3/4
= ½ ( 4 ) -1/2 ( 16 ) -3/4  = ½ ( 2 )-1 ( 2 )-3 = 2-3 = 1/8 = 0,125

C. Tentukan prosentase perubahan output jika Input modal ( K ) ditambah 8 %, sedangkan input L dan teknologi tetap :
K = 4  + 0,08   = 4,08
Q2  = 4 ( 4,08 ) 1/2 ( 16 ) 1/4  = 4 . 2,02 . 2                                = 16,16
Q = 4 ( 4 ) 1/2 ( 16 ) 1/4        = 4 . 2 . 2                                    = 16
Prosentasenya = ( Q2 – Q1 ) . 100 % = ( 16,16 – 16 ) . 100 % = 0,16 . 100 % =  16 %

D. Tentukan prosentase perubahan output jika Input tenaga kerja ( L ) ditambah 10 %, sedangkan input Modal ( K ) dan teknologi tetap :
L = 16 + 0,1    = 16,1
Q2  = 4 ( 4 ) 1/2 ( 16,1 ) 1/4  = 4 . 2 . 2,003                    = 16,024
Q = 4 ( 4 ) 1/2 ( 16 ) 1/4  = 4 . 2 . 2                               = 16
Prosentasenya = ( Q2 – Q1 ) . 100 % = ( 16,024 – 16 ) . 100 % = 0,024 . 100 % =  2,4 %

E. Tentukan prosentase perubahan output jika Input modal ( K ) dan tenaga kerja ( L ) ditambah 10 %, sedangkan teknologi tetap :
K = 4 + 0,1      = 4,1
L = 16 + 0,1    = 16,1
Q2  = 4 ( 4,1 ) 1/2 ( 16,1 ) 1/4  = 4 . 2,025 . 2,003                      = 16,224
Q = 4 ( 4 ) 1/2 ( 16 ) 1/4        = 4 . 2 . 2                                    = 16
Prosentasenya = ( Q2 – Q1 ) . 100 % = ( 16,224 – 16 ) . 100 % = 0,224 . 100 % =  22,4 %

F. Tentukan skala produksi proses produksi tersebut :
Skala Produksi            : a + b = 1/2  + 1/4  = 3/4 = 0,75
0,75 < 1                      : Decreasing return to scale 
        
G. Bandingkan tingkat penggunaan input k dan input l dalam proses produksi :
a = ½ = 0,5
b = ¼ = 0,25
a > b = 0,5 > 0,25 , hal ini menunjukan bahwa a > b ( Capital Intensive )



Kamis, 31 Oktober 2013

Pengaturan Koperasi Syariah, Dinkop UMKM Solo Tunggu PP UU 17/2012

SOLO, suaramerdeka.com - Koperasi berbasis syariah mulai berkembang di Solo. Sejauh ini, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Dinkop UMKM) Kota Surakarta mencatat, sudah ada 11-an koperasi berbasis syariah yang beroperasi di Kota Bengawan.
Meski demikian, Dinkop UMKM belum memiliki regulasi khusus untuk mengatur operasional koperasi berbasis syariah. Sebab sampai saat ini, Peraturan Pemerintah (PP) sebagai petunjuk teknis dan petunjuk pelaksana (juklak juknis) dari UU 17/2012 tentang Perkoperasian belum turun dari pusat. Padahal jika PP turun, diharapkan ada poin khusus yang mengatur tentang koperasi syariah.
Kepala Dinkop UMKM Nur Haryani menjelaskan, UU 17/2012 tidak mengatur secara spesifik tentang koperasi syariah. "Di UU itu hanya mengatur empat jenis koperasi, yakni koperasi simpan pinjam, produksi, pemasaran dan jasa. Tidak menyebutkan soal koperasi syariah," katanya.
Padahal, Dinkop UMKM butuh regulasi yang pasti tentang koperasi syariah. Sebab, koperasi syariah di Solo cukup berkembang selama lima tahun terakhir.
Sementara ini, pengaturan koperasi syariah masuk kategori koperasi simpan pinjam. Hanya anggaran dasar dan anggaran rumah tangganya (AD/ART) menerapkan pola syariah.
"Yang menyusun AD/ART anggota, karena prinsip koperasi kan dari anggota oleh anggota. Sementara pengaturan manajemen koperasi berbasis syariah, di tangan pengurus koperasi," jelasnya.
Dari pemantauan Dinkop UMKM, operasional 11 koperasi syariah yang sudah ada cukup baik. Koperasi tersebut ditangani sumber daya manusia (SDM) yang berkompeten di bidangnya, sehingga hingga saat ini tidak ada yang tersandung masalah. Koperasi tersebut juga tergabung dalam Pusat Koperasi Syariah (Puskopsya) maupun Induk Koperasi Syariah (Inkopsya).
Nur berharap, pemerintah pusat segera memproses PP terkait UU 17/2012. Sehingga ada kejelasan regulasi, terkait pengaturan koperasi syariah. "Sepanjang PP belum ada, ya regulasi koperasi syariah masih masuk kategori koperasi simpan pinjam," imbuhnya.
Tugas penelitian koprasi
Created by 2EB02 Crew :
·         Herlambang Ega Prasetya
·         Adis Ari Darmawan
·         Akfamu Dazi A
·         John Adhiguna
·         Bara Ilham B P
·         Kurnia Sandy
·         Faris Sulaksono
·         Achmad Giffari
Koperasi Sekolah SDN GUNUNG 01
Jl. Bumi no.5 Kebayoran baru, jakarta selatan
No
Hari/tanggal
Materi kegiatan
Deskripsi kegiatan
waktu
Paraf
1
Sabtu, 12-10-‘13
  1.  Kenalan
  2.  Nanya-nanya    seputar koperasi
  • Mengenalkan diri, dan menjelaskan maksud kita ke koperasi tersebut.
  • Mengeahui tujuan koperasi tersebut.
  • Mengetahui program apaan aja sih yang lagi dijalanin
  • Planning kedepannya gimana
  • Mengetahui kendala apa saja yang terjadi di koperasi sekolah
  • Dan apa manfaat koperasi sekolah
09.00 s/d 11.49
pendamping :
  •  Herlambang
  • Adis
  • Akfamu
  • John
  • Bara
  • Sandy
  • Faris
  • Giffari
Koordinator :
  •  Pak Sriyanto
Kegiatan              :
1.   Mengetahui tujuan adanya koprasi pada sekolah tersebut.
·         Mengembangkan kesejah teraan bagi anggota, pada khususnya karna ini di sekolah ya.. untuk para guru-guru dan murid-murid tentunya.

2.  Mengetahui program apa aja sih yang lagi dijalanin?
·         Program yang sering dipakai di koprasi ini adalah sistem sekolah koprasi.
Koperasi Simpan Pinjam di Sekolah, Koperasi Simpan Pinjam Pegawai, operasi Simpan Pinjam Koperasi Serba Usaha. Tentu ngga sembarangan ini program.
·         Disini juga bisa melatih kejujuran dan ketanggung jawaban dalam berkomitmen. kalo minjem duit berkomitmen kapan di kembalikan baik langsung cash atau kredit. Ngga bisa di molor-molorin disini, anda berkomitmen disitu anda bertanggung jawab.

3.  Mengetahui Planning kedepannya gimana sih?
·         Dengan adanya koperasi sekolah disini, planning kita kedepan adalah untuk memajukan usaha kecil menengah ini untuk menjadi lebih baik, Berkualitas dan di percaya oleh para-para anggota. Ya juga namanya disekolah.. ya cuma guru-guru sama murid aja. Yang jelas kita akan memajukan dan membuat koperasi ini se-berkualitas mungkin agar para-para anggota kami sejahtera.
·         Dan mengajarkan pada siswa-siswa untuk mengenal dan memahami lebih detail atau lebih terperici dalam berwiraswasta dan hubungan bisnis, sehingga diharapkan mampu mencoba membuka usaha di bidang jasa dan perdagangan.

4.   Mengetahui apa sih kendalanya di koperasi sekolah ini?
·         Kendalanya ya ngga jauh dari kurangnya komitmen-komitmen mereka terhadap koperasi ini. sudah dibilang, anda berkomitmen, anda bertanggung jawab. Kadang masih aja ada yang ngga melanggar komitmen itu dengan alasan yang gono-gini. Kita Cuma mengingatkan aja kalau ada oknum yang bgitu, kembali pada tanggung jawab saja. Alhamdulillah kita ngga kekurangan modal.

5.   Mengetahui manfaat apa saja yang bisa di dapat dari koperasi sekolah ini?
·         Siswa dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman untuk mengelola koperasi. Hal itu merupakan bekal bagi para siswa untuk hidup dimasyarakat dalam berkoperasi dan berusaha. Sebenernya ngga Cuma siswa tapi guru-gurupun dapat memperoleh manfaatnya.
·         Siswa lebih mudah membeli buku-buku pelajaran, alat-alat tulis, alat-alat praktik,dan pakaian seragam yang harganya sama dengan toko di luar dengan tidak perlu ribet. Hehehe..

Senin, 17 Juni 2013

Terjadinya Inflasi Memberikan Dampak Bagi Indonesia


Disusun Oleh :
Nama : Bara Ilham Bakti .p
NPM : 21212368
Kelas : 1EB03
Jurusan : S1 Akuntansi
Mata Kuliah : Perekonomian Indonesia





Universitas Gunadarma
Fakultas Ekonomi
2012/2013
KATA PENGANTAR 
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat allah SWT atas segala Rahmat, Hikmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalahyang berjudul “INFLASI DAN DAMPAKNYA DI INDONESIA”. Adapuntujuan disusunnya makalahini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Softskill perekonomian Indonesia.
Makalah yang disusun untuk mempelajari lebih detail mengenai masalah  dalam perekonomian Indonesia yang khususnya mengenai inflasi.
Penyusun berharap Makalah ini dapat membantu rekan-rekan dalam menambah wawasan ilmu pengetahuan mengenai perekonomian di Indonesia, untuk itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di masa depan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Depok, 15 Juni 2013

 Penyusun













DAFTAR ISI 
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Tujuan Pembahasan
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Inflasi
2.2 Macam-Macam Inflasi
2.3 Pembagian Tipe Golongan dalam Inflasi
2.4 Efek yang di Timbulkan Inflasi
2.5 Efek Inflasi dalam Perkembangan Ekonomi dan Kemakmuran Indonesia
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA








BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pemerintah dalam hal ini sebagai kepala suatu perekonomian yang mengatur dan menjalankan perekonomian di Indonesia. Tentu saja dalam mengaturnya pemerintah mengalami kesulitan dimana untuk mencapai tujuan yang memuaskan.
Salah satu kesulitan yang terus menerus mendapat perhatian pemerintah adalah masalah inflasi. Tujuan jangka panjang pemerintah adalah menjaga agar tingkat inflasi yang berlaku berada pada tingkat yang sangat rendah. Tingkat inflasi nol persen bukanlah tujuan utama kebijakan pemerintah karena hal itu adalah sukar untuk dicapai. Yang paling penting untuk diusahakan adalah menjaga agar tingkat inflasi tetap rendah.
Adakalanya tingkat inflasi meningkat dengan tiba-tiba atau wujud sebagai akibat suatu peristiwa tertentu yang berlaku di luar ekspektasi pemerintah yang sangat besar atau ketidakstabilan politik. Menghadapi masalah inflasi yang bertambah cepat ini pemerintah akan menyusun langkah-langkah yang bertujuan agar kestabilan harga-harga dapat diwujudkan kembali.
1.2 Perumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan inflasi ?
2. Apa macam-macam inflasi ?
3. Apa golongan-golongan dalam inflasi ?
4. Apa efek yang timbulkan dari inflasi ?
5. Apa dampak inflasi dalam perekonomian Indonesia dan kemakmuran masyarakat ?
1.3 Tujuan Pembahasan
1. Agar mengetahui pengertian dari inflasi.
2. Agar mengetahui macam-macam dari inflasi.
3. Agar mengetahui pembagian golongan-golongan dalam inflasi.
4. Agar mengetahui efek yang ditimbulkan dari inflasi.
5. Agar mengetahui efek inflasi dalam perkembangan ekonomi dan kemakmuran Indonesia.






BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Inflasi
Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor yaitu, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihannya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara terus-menerus.
Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menurus dan saling mempengaruhi.
2.2 Macam-Macam Inflasi
2.2.1 Inflasi Tarikan Permintaan
Inflasi ini biasanya terjadi pada masa perekonomian berkembang dengan pesat. Kesempatan kerja yang tinggi menciptakan tingkat pendapatan yang tinggi dan selanjutnya menimbulkan pengeluaran yang melebihi kemampuan ekonomi mengeluarkan barang dan jasa. Pengeluaran yang melebihi ini akan menimbulkan inflasi.
Disamping dalam masa perekonomian berkembang pesat, inflasi tarikan permintaan juga dapat berlaku pada masa perang atau ketidakstabilan politik terus-menerus. Dalam masa seperti ini pemerintah berbelanja jauh melebihi pajak yang dipungutnya. Untuk membiayai kelebihan pengeluaran tersebut pemerintah terpaksa mencetak uang atau meminjam dari bank sentral. Pengeluaran pemerintah yang berlebihan tersebut menyebabkan permintaan agregat akan melebihi kemampuan ekonomi tersebut menyediakan barang dan jasa. Maka keadaan ini akan mewujudkan inflasi.
2.2.2 Inflasi Desakan Biaya
Inflasi ini berlaku dalam masa perekonomian berkembang dengan pesat ketika tingkat pengangguran adalah sangat rendah. Apabila perusahaan-perusahaan masih menghadapi permintaan yang bertambah, mereka akan berusaha menaikkan produksi dengan cara memberikan gaji dan upah yang lebih tinggi kepada pekerjanya dan mencari pekerja baru dengan tawaran pembayaran yang lebih tinggi ini. Langkah ini mengakibatkan biaya produksi meningkat, yang akhirnya akan menyebabkan kenaikan harga-harga berbagai barang.
2.2.3 Inflasi Diimpor
Inflasi dapat juga bersumber dari kenaikan harga-harga barang yang diimpor. Inflasi ini akan wujud apabila barang-barang impor yang mengalami kenaikan harga mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan pengeluaran perusahaan-perusahaan. Satu contoh yang nyata dalam hal ini adalah efek kenaikan harga minyak dalam tahun 1970-an kepada perekonomian negara-negara barat dan negara-negara pengimpor minyak lainnya. Minyak penting artinya dalam proses produksi barang-barang industri. Maka kenaikan harga minyak tersebut menaikkan biaya produksi, dan kenaikan biaya produksi mengakibatkan kenaikan harga-harga. Kenaikan harga minyak yang tinggi pada tahun 1970-an ( yaitu dari US$3.00 pada tahun 1973 menjadi US$12.00 pada tahun 1974 dan menjadi US$30.00 pada tahun 1979) menyebabkan masalah stagflasi yaitu inflasi ketika pengangguran adalah tinggi, di berbagai negara.
Dengan demikian stagflasi menggambarkan keadaan di mana kegiatan ekonomi semakin menurun, pengangguran semakin tinggi dan pada waktu yang sama proses kenaikan harga-harga semakin bertambah cepat.
2.3 Pembagian Tipe Golongan dalam Inflasi
Berdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu inflasi yang berasal dari dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri. Inflasi berasal dari dalam negeri misalnya terjadi akibat terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal. Sementara itu, inflasi dari luar negeri adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat naiknya harga barang impor. Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau adanya kenaikan tarif impor barang.
Inflasi juga dapat dibagi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga. Jika kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu, inflasi itu disebut inflasi tertutup (Closed Inflation). Namun, apabila kenaikan harga terjadi pada semua barang secara umum, maka inflasi itu disebut sebagai inflasi terbuka (Open Inflation). Sedangkan apabila serangan inflasi demikian hebatnya sehingga setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot disebut inflasi yang tidak terkendali (Hiperinflasi).
Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan :
  1. Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)
  2. Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)
  3. Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)
  4. Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)
2.4 Efek yang di Timbulkan Inflasi
Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu.
Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.
Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita ambil contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 -atau tiga belas tahun kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya, uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, orang yang mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti misalnya pengusaha, tidak dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya dengan pegawai yang bekerja di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.
Inflasi juga menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang semakin menurun. Memang, tabungan menghasilkan bunga, namun jika tingkat inflasi di atas bunga, nilai uang tetap saja menurun. Bila orang enggan menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit berkembang. Karena, untuk berkembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari tabungan masyarakat.
Bagi orang yang meminjam uang dari bank (debitur), inflasi menguntungkan, karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya,kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman.
Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan temenyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan produsen, maka produsen enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen bisa menghentikan produksinya untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).
Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.
2.5 Efek Inflasi dalam Perkembangan Ekonomi dan Kemakmuran Indonesia
Inflasi yang tinggi tingkatnya tidak akan menggalakkan perkembangan ekonomi. Biaya yang terus menerus meningkat menyebabkan kegiatan produktif sangat tidak menguntungkan. Maka pemilik modal biasanya lebih suka menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi. Antara lain tujuan ini dicapai dengan membeli harta-harta tetap seperti tanah, rumah dan bangunan. Oleh karena pengusaha lebih suka menjalankan kegiatan investasi yang bersifat seperti ini, investasi produktif akan berkurang dan tingkat kegiatan ekonomi menurun. Sebagai akibatnya lebih banyak pengangguran akan terwujud.
Kenaikan harga-harga menimbulkan efek yang buruk pula ke atas perdagangan. Kenaikan harga menyebabkan barang-barang negara itu tidak dapat bersaing di pasaran internasional. Maka ekspor akan menurun. Sebaliknya, harga-harga produksi dalam negeri yang semakin tinggi sebagai akibat inflasi menyebabkan barang-barang impor menjadi lebih murah. Maka lebih banyak impor akan dilakukan. Ekspor yang menurun dan diikuti pula oleh impor yang bertambah menyebabkan ketidakseimbangan dalam aliran mata uang asing. Kedudukan neraca pembayaran akan memburuk.
Disamping menimbulkan efek buruk atas kegiatan ekonomi negara, inflasi juga akan menimbulkan efek-efek terhadap individu dan masyarakat yaitu :
- Inflasi akan menurunkan pendapat riil orang-orang yang berpendapatan tetap. Pada umumnya kenaikan upah tidaklah secepat kenaikan harga-harga. Maka inflasi akan menurunkan upah riil individu-individu yang berpendapatan tetap.
- Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang. Sebagian kekayaan masyarakat disimpan dalam bentuk uang. Simpanan di bank, simpanan tunai, dan simpanan dalm institusi-institusi keuangan lain merupakan simpanan keuangan. Nilai riilnya akan menurun apabila inflasi berlaku.
- Memperburuk pembagian kekayaan. Telah ditunjukkan bahwa penerima pendapatan tetap akan menghadapi kemerosotan dalam nilai riil pendapatannya, dan pemilik kekayaan bersifat keuangan mengalami penurunan dalam nilai riil kekayaannya. Akan tetapi pemilik harta-harta tetap (tanah, bangunan, dan rumah) dapat mempertahankan atau menambah nilai riil kekayaannya. Juga sebagian penjual/ pedagang dapat mempertahankan nilai riil pendapatannya. Dengan demikian inflasi menyebabkan pembagian pendapatan di antara golongan berpendapatan tetap dengan pemilik-pemilik harta tetap dan penjual/ pedagang akan menjadi semakin merata.


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Inflasi adalah sebuah masalah yang menjadi salah satu sorotan pemerintah , inflasi ini menjadi suatu kesulitan dalam memajukan perekonomian Indonesia. Inflasi ini diartikan sebagai suatu proses dari suatu peristiwa meningkatnya harga-harga secara umum secara terus-menerus. Inflasi ini berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya konsumsi masyarakat Indonesia yang selalu meningkat, berlebihannya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi suatu barang. Dengan kata lain inflasi ini juga merupakan proses menurunnya nilai suatu mata uang secara terus-menerus.
Dan juga inflasi ini adalah sebuah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling mempengaruhi.
3.2 Saran
Untuk mengatasi Inflasi, pemerintah harus mempunyai sebuah kebijakan-kebijakan yang mempunyai strategi bagus untuk mengurangi ataupun menanggulangi masalah inflasi ini. Kebijakan tersebut bisa saja dalam kebijakan moneter ataupun kebijakan fiskal. Dan adapun cara untuk mengatasi inflasi ini yaitu pemerintah menaikkan suku bunga yang ada di Bank, lalu menjual surat-surat berharga BI, serta melakukan kebijakan-kebijakan mengenai harga-harga yang ada di pasaran. Beberapa cara tersebut dibuat untuk membuat masyarakat Indonesia rajin untuk menabung uang mereka ke Bank dan juga dapat menekan peredaran uang yang ada. Jadi dengan cara seperti tersebut dapat mengurangi ataupun mengatasi inflasi.


DAFTAR PUSTAKA

Sukirno, Sadono.2011.Makroekonomi Teori Pengantar edisi ketiga .Jakarta: PT RajaGrafindo Persada