Arti
nalar :
Penalaran
adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera yang menghasilkan
sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan
terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi
yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru
yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Cara –
cara penalaran:
1.
Jika
seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan
kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat
dipenuhi.
2.
Suatu
penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu
yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
3.
Dalam
penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua
premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara
formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat,
diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti
isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.
Tulisan mengenai tenaga keja :
Saat ini banyak sekali orang yang
menginginkan bekerja di sebuah bank, apa lagi remaja yang pada saat kuliah
menggeluti jurusan ekonomi. Sebenarnya kerja di bank tidak salah, tetapi
persepsi mereka saja yang mungkin terlalu memandang tinggi kerja di bank dengan
iming-iming bergaji besar. Kalau di selidiki leih dalam lagi masih banyak jenis
pekerjaan yang mungkin lebih menjanjikan dari pada jadi pegawai bank,seperti
menjadi wiraswasta. Bayangkan saja pemilik warkop, memang harga barang yang di
jual sepertinya rendah, tetapi kalo dihitung- hitung lagi jumlah pengeluaran
serta pemasukannya, mungkin akan membuat anda tercengang. Satu porsi nastel
(nasi telor), biasanya makanan masiswa apalagi yang ngekos, dengan modal Rp
2.000 untuk telor, dan sedikit nasi ditambah sambelnya, kira- kira Rp3.000, bisa
dijual lagi dengan harga Rp6.000 rupiah, dikali 20 orang yg datang sehari, laba
kotornya Rp180.000 dikali 30 hari jadi Rp5000.000, angka yang fantastis, itu
baru 20 orang.
Seharusnya
orang harus berpikir kritis tentang pekerjaan, gunakan nalar, jangan hanya
ikut-ikutan. Masih banyak yang bisa kita bantu dengan menjadi usahawan, bisa
membuka lapangan pekerjaan yang baru, dan jua mengurangi tingkat pengangguran.